Azoospermia? Jangan Cemas Dulu!

Azoospermia? Jangan Cemas Dulu!

Analisa sperma, menjadi istilah yang tidak asing lagi bagi pasangan yang sedang menjalani promil. Pemeriksaan analisa sperma merupakan tahapan penting untuk menilai kesuburan seorang pria yang berkaitan dengan tingkat keberhasilan promil. Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan analisa sperma, tidak jarang pasangan langsung mencari informasi terkait hasil analisa sperma pada mesin pencarian internet. Banyaknya misinformasi kepustakaan, membuat pasangan promil menjadi cemas dan khawatir berlebihan terkait kondisinya. 

Azoospermia merupakan salah satu diagnosis dari hasil pemeriksaan sperma. Dari hasil pencarian disebutkan bahwa arti azoospermia yaitu sperma kosong, dunia pun terasa runtuh. Sebaiknya edukasi kepada pasien menjadi hal utama dalam memberikan hasil pemeriksaan analisa sperma. Konsultasi dengan dokter spesialis kesuburan pria atau dokter andrologi merupakan langkah yang paling bijak sehingga kita dapat mengevaluasi penyebab serta tindak lanjut terkait kondisi azoospermia tersebut.

Apa Itu Azoospermia?

Azoospermia terdiri dari dua kata yakni “a” yang berarti tidak serta “zoospermia” yang berarti sel sperma. Sehingga azoospermia dapat diartikan sebagai suatu kondisi tidak ditemukannya sel sperma di dalam cairan mani. Kondisi azoospermia ini perlu dibedakan dengan aspermia yakni kondisi dimana seorang pria tidak dapat mengeluarkan cairan mani setiap kali mengalami ejakulasi. Pada azoospermia, si pria tetap mampu mengeluarkan cairan mani setiap kali mengalami ejakulasi namun di dalam cairan maninya tidak terdapat sel sperma sama sekali. Seorang pria dapat didiagnosis azoospermia pun perlu ditunjang oleh pemeriksaan analisa sperma sebanyak minimal dua kali berturut-turut dan kedua hasil analisa sperma menunjukkan hasil azoospermia. Pemeriksaan tersebut penting untuk diulang, karena hasil analisa sperma sering menunjukkan hasil fluktuatif. Azoospermia bisa bersifat temporer atau sementara misal pada kasus infeksi termasuk infeksi COVID-19.

Tipe Azoospermia

Setelah dua kali hasil analisa sperma menunjukkan hasil azoospermia, selanjutnya dokter spesialis andrologi akan membedakannya menjadi dua kategori yaitu azoospermia tipe obstruktif (tipe sumbatan) dan azoospermia tipe non-obstruktif (non sumbatan). Jenis azoospermia dapat dijelaskan secara singkat melalui gambar berikut ini (sumber: Web InVitra)

Tips Cara Cepat Hamil
Tips Cara Cepat Hamil

Sekitar 40% dari seluruh kasus azoospermia merupakan azoospermia tipe sumbatan, yang berarti bahwa sel sperma masih diproduksi oleh buah pelir (testis). Namun terdapat sumbatan di sepanjang saluran sel sperma baik itu di dalam testis, epididimis, vas deferens bahkan di saluran hilir yakni dekat dengan uretra (saluran kemih). Peluang pria azoospermia tipe sumbatan untuk memiliki keturunan cukup besar karena sel sperma masih sangat banyak. Sumbatan pada saluran sperma dapat disebabkan karena bawaan atau genetik, riwayat vasektomi (sterilisasi pada pria), riwayat trauma dan operasi sekitar area kelamin serta sumbatan yang terjadi akibat dari infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual yang tidak diobati secara tuntas.

Azoospermia jenis lain yakni azoospermia tipe non sumbatan pun dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan penyebabnya yakni “bahan baku” pembentukan sel sperma yang kurang atau sering disebut azoospermia karena kekurangan hormon reproduksi serta azoospermia karena kerusakan testis sebagai “pabrik” penghasil sel sperma. Penyebab dari azoospermia tipe non sumbatan bisa bersifat bawaan atau genetik, pasca infeksi atau radang testis misal karena gondongan, penyakit kronis, pasca kemoterapi maupun terapi sinar serta banyak penyebab lain yang belum diketahui hingga kini.

Pemeriksaan pada Kasus Azoospermia

Wawancara medis atau anamnesis dilakukan untuk mengetahui riwayat pasien yang merupakan faktor-faktor risiko dari kondisi azoospermia, misalnya: riwayat pubertas atau akil baligh pasien, riwayat testis yang tidak turun ke kantung zakar, riwayat gondongan dan infeksi menular seksual, riwayat trauma atau operasi, penyakit-penyakit lain serta riwayat kemoterapi dan terapi sinar. 

Selain anamnesis, perlu pula dilakukan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi (USG) untuk menentukan apakah terdapat kelainan struktur anatomi maupun adakah sumbatan pada saluran sperma. Selain itu, dapat dilanjutkan dengan  pemeriksaan darah untuk menilai kadar hormon atau “bahan baku” pembentukan sel sperma. Dari hasil penilaian kadar hormon reproduksi, sedikit banyak dapat menilai fungsi testis dalam memproduksi sel sperma. Bahkan, seorang dokter spesialis andrologi akan menyarankan pasien azoospermia untuk menjalani pemeriksaan genetika untuk menilai kelainan genetik yang mendasari kondisi azoospermia.

Tatalaksana Promil dengan kondisi Azoospermia

Setelah didapatkan hasil dari rangkaian pemeriksaan tersebut, dokter spesialis andrologi akan menentukan langkah selanjutnya. Beberapa tatalaksana azoospermia yang dapat dilakukan berdasarkan tipe azoospermia yaitu :

  • Terapi hormon untuk mengoptimalkan hormon reproduksi dengan harapan produksi sel sperma di testis lebih optimal
  • Pembedahan untuk mengatasi masalah sumbatan saluran sperma atau pada kondisi varicocele
  • Operasi pengambilan sel sperma dari “gudang” (epididimis) yakni operasi PESA dan MESA serta operasi pengambilan sel sperma dari “pabrik” (testis) yakni operasi TESA ataupun TESE

Skema dari operasi pengambilan sel sperma dapat dijelaskan pada gambar berikut ini.

Azoospermia? Jangan Cemas Dulu!

Program IVF

Hasil sel sperma yang telah didapatkan dari berbagai macam metode tersebut selanjutnya akan diproses dan dipersiapkan untuk program bayi tabung (IVF). Sperma tersebut akan dipertemukan dengan sel ovum dari pihak perempuan yang tahapan-tahapannya dilakukan di dalam laboratorium embriologi. Setelah penyatuan tersebut berhasil dan berkembang menjadi embrio, maka embrio tersebut akan ditanamkan pada rahim calon ibu yang selanjutnya memungkinkan untuk terjadinya kehamilan dan pertumbuhan janin di tubuh ibu.

Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan terkait kesehatan reproduksi, maka pasien dengan kondisi azoospermia pun akan memiliki peluang lebih besar untuk dapat memiliki keturunan. Maka jangan cemas dan tetap semangat ya Ayah Bunda !