Frozen Embrio Transfer
Frozen Embrio Transfer adalah suatu prosedur bayi tabung untuk menanamkan embrio yang sebelumnya dibekukan (disimpan). Prosedur ini adalah merupakan prosedur yang cukup sering dilakukan oleh pusat-pusat layanan fertilitas di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Berdasarkan laporan tahunan PERFITRI dari tahun ke tahun, jumlah siklus simpan beku mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 didapatkan data sebesar siklus dalam tahun 2022.
Transfer embrio sendiri kita kenal dengan transfer embrio langsung (fresh embryo transfer) dan transfer embrio simpan-beku (frozen embryo transfer). Beragam alasan/ indikasi untuk memilih dilakukannya frozen embrio transfer, yaitu (1) alasan pasien, (2) alasan embrio, (3) alasan sumber daya klinik layanan fertilitas.
Beberapa peserta proses bayi tabung dapat mengalami keadaan sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), akibat obat kesuburan pada pasien yang akan berdampak pada keselamatan pasien apabila kita tetap melakukan transfer embrio. Sehingga pada ibu ini disarankan untuk menjalani transfer embrio beku. Selanjutnya pada pasien-pasien yang dalam keadaan akan dilakukan tindakan operasi sebelum dilakukan transfer embrio, seperti operasi kista, mioma, ataupun adanya tindakan kemoterapi/radiasi terkait dengan kemungkinan terjangkit kanker/suatu keganasan. Pertimbangan usia pasien saat mengikuti program bayi tabung juga menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan kriteria untuk dapat dilakukan frozen cycle. Kegagalan yang sering terjadi pada kesempatan awal mengikuti proses bayi tabung, dapat menjadi pertimbangan untuk mencoba siklus frozen.
Berikutnya adalah alasan embrio, yaitu jumlah embrio yang dapat diperoleh dalam suatu siklus layanan bayi tabung, sehingga demi keamanan pasien, jumlah yang disimpan akan lebih banyak daripada yang ditransfer saat kondisi fresh cycle (siklus segar). Kualitas embrio yang didapatkan juga menjadi pertimbangan kondisi embrio yang akan dilakukan penyimpanan, apabila kualitas pembelahan sel yang didapatkan baik, maka kemungkinan besar embrio akan dapat disimpan dan diharapkan akan tetap baik setelah akan dilakukan penanaman embrio pada siklus berikutnya. Jika akan dilakukan pemeriksaan skrining genetic/adanya kemungkinan kelainan bawaan pada embrio, menjadi salah satu pertimbangan untuk siklus frozen.
Tentunya dengan sumber daya yang dimiliki oleh klinik penyelenggara layanan TRB (bayi tabung), dapat mempengaruhi jumlah siklus embrio transfer dalam siklus simpan-beku (frozen cycle). Biaya penyimpanan yang relatif murah dapat juga menjadi pertimbangan.